Senin, 02 April 2012

Psikologi Perkembangan


  1. A. Pendahuluan
Psikologi berkembang diawali dalam bidang filsafat yang dikenal sebagai induk dari berbagai ilmu. Dalam perkembangannya kemudian, psikologi juga banyak diminati oleh para ahli di bidang kedokteran. Kelompok inilah kemudian yang berjasa menjadikan psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri[1].
Psikologi perkembangan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang pertumbuhan dan perkembangan jiwa manusia baik dari prenatal maupun sudah lanjut usia. Inilah suatu signifikan dari perkembangan rohani manusia itu sendiri yang dialami sejak ia lahir sampai menjadi dewasa. Dalam proses perkembangan rohani itu terjadi perubahan yang terus-menerus, tetapi perkembangan itu tetap merupakan satu kesatuan. Dari sekilas tentang penjelasan mengenai pengertian psikologi secara globalitas ini, jadi sudah dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa yang menjadi objek kajiannya adalah jiwa perkembangan manusia. Nanti tidak salah kalau didalam pembahasan psikologi ini banyak yang menyinggung dengan perkembangan seorang anak.
Di dalam pembahasan kali ini kami selaku kelompok satu akan mencoba membahas dan mengangkat tema tentang Pengertian dan Kedudukan Psikologi Perkembangan. Dalam pembahasan kali ini kami akan mengambil substansi-substansinya sebagai berikut :
  1. Pengertian Psikologi Perkembangan
  2. Sejarah Psikologi Perkembangan
  3. Kedudukan Psikologi Perkembangan
  4. Hukum Perkembangan
  5. Urgensi Psikologi Perkembangan
Demikian substansi yang akan kami bahas dalam makalah kali ini. Psikologi perkembangan adalah suatu disiplin ilmu yang tidak terlalu sulit untuk dipelajari karena kajiannya adalah pada diri kita sendiri. Kita sendiri yang merasakan, melihat dan mengambil suatu kesimpulan tentang apa yang terjadi pada diri kita sendiri.
  1. B. Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi berasal dari kata psyche dan logos, masing-masing kata itu mempunyai arti jiwa dan ilmu. Jadi psikologi adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas tentang perbuatan dan tingkah laku manusia. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku itu sebenarnya terdiri dari sejumlah ilmu pengetahuan yang tergabung dalam psychological sciences. Selanjutnya untuk maksud menyebut psikologi perkembangan ini, Alice Crow dan Robert M. Liebert menggunakan istilah genetic psychologi, sementara itu kata genetic berasal dari kata genese yang artinya pertumbuhan. Sedangkan  Robert M. Liebert dalam bukunya Developmental Psychology, 1974, untuk menyebut psikologi perkembangan kadang-kadang menggunakan istilah Psikologi Anak atau Psikologi Genetik[2].
Dalam usaha memahami psikologi perkembangan, ada baiknya kita ketahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi, pada masa berikutnya ada ahli-ahli yang menyebut pertumbuhan di samping kata perkembangan, bahkan ada orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama.
Selanjutnya untuk memperkaya dan menambah wawasan mengenai pengertian psikologi perkembangan ini, kami juga akan mengetengahkan pendapat Drs. M. Alisuf Sabri dalam bukunya Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, ia mengatakan, bahwa Psikologi Perkembangan adalah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk Psikologi Khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Objek psikologi khusus yaitu tingkah laku yang khusus itu biasanya terjadi pada orang-orang yang mempunyai kondisi atau berada pada suatu situasi tertentu[3], contohnya:
  1. Tingkah laku khusus karena berada dalam situasi tertentu, misalnya: Tingkah laku orang dalam situasi belajar/pendidikan (dibahas dalam psikologi belajar).
  2. Tingkah laku khusus yang terjadi karena orang mempunyai kondisi tertentu, misalnya: Tingkah laku orang yang kondisinya abnormal, seperti lemah mental (dibahas dalam psikopathologi). Dan tingkah laku orang-orang yang kondisinya sedang berkembang menunjukkan tingkah laku khusus tertentu (dibahas dalam psikologi perkembangan).
Dari uraian diatas, dapatlah kita ambil suatu kesimpulan bahwa psikologi perkembangan itu bukan bagian dari Psikologi Umum, tetapi termasuk pada bagian Psikologi Khusus yaitu psikologi khusus yang mempelajari manusia dalam situasi perkembangannya. Dengan demikian psikologi perkembangan dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kegiatan/tingkah laku individu manusia dalam perkembangannya beserta latar belakang yang mempengaruhinya.
  1. C. Sejarah Psikologi Perkembangan
Kalau kita berbicara masalah sejarahnya psikologi, ini tidak lepas dari pengaruhnya filsafat. Karena selama berabad-abad lamanya psikologi hanya merupakan hasil introspeksi diri dan bagian dari filsafat. Sebenarnya pengetahuan tentang anak sudah lama dikenal. Pada zaman Romawi dan Yunani sudah ada para ahli yang memperhatikan pendidikan anak, walaupun pada zaman itu anak belum dipandang sebagai bentuk manusia yang tersendiri.
Dengan demikian disini kami selaku pemakalah akan mengangkat tipologinya berupa para tokoh yang mencetuskan psikologi ini. Adapun para tokoh itu adalah sebagai berikut[4]:
  1. Pada abad ke-4 sebelum masehi, sekitar tahun 387 SM., Plato mendirikan sekolah filsafat yang bernama Akademi. Plato dilahirkan di Athena (427-347). Ia adalah murid Sokrates, seorang ahli filsafat yang sangat terkenal pada zamannya. Plato berpendapat jiwa manusia terbagi atas jiwa badaniah dan jiwa rohaniah. Jika jiwa badaniah akan gugur bersama-sama dengan raga manusianya, jiwa rohaniah tidak pernah berakhir; atau dengan kata lain bersifat abadi.
  2. Aristoteles (384-322) berpendapat bahwa semua makhluk hidup mempunyai jiwa termasuk manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Setiap benda jasmani mempunyai bentuk dan materi seperti halnya realita yang kita lihat.
  3. J.A. Comenius (1592-1671), ia dilahirkan di Moravia. Pada zaman Comenius para pendidik sudah mulai memperhatikan sifat-sifat khas yang dimiliki setiap anak. Comenius mengatakan bahwa anak tidak boleh dianggap sebagai orang dewasa yang bertubuh kecil. Didalam bukunya Didactica Magna, ia menganjurkan agar pengajaran dapat menarik perhatian anak. Oleh karena itu pelajaran harus diragakan supaya anak-anak dapat mengamati, menyelidiki, dan mengalaminya sendiri.
  4. Pada abad ke-18 Jean Jacques Rousseau (1712-1778), pendidik dan filsuf kenamaan pada zamannya, dalam bukunya Emile ou I’education, 1762, menguraikan pikiran-pikirannya tentang pendidikan anak yang mengatakan “Segala-galanya adalah baik sebagaimana keluar dari tangan Sang Pencipta, segala-galanya memburuk dalam tangan manusia”. Dari ucapan Rousseau ini terkandung suatu pengertian yang beranggapan bahwa apa-apa yang diperoleh anak menurut alamnya selalu dipandang yang terbaik baginya, tetapi keasliannya akan menjadi rusak bila ditangani manusia. Campur tangan manusia itu dapat merusak perkembangan anak itu sendiri. Oleh karena itu, para pendidik perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang kejiwaan anak didiknya. Pendidik yang mampu memahami jiwa anak didiknya, akan dapat menunjang upaya pendidikan dalam usahanya mencapai tujuan yang lebih baik lagi. Rousseau lebih mengutamakan dorongan belajar yang berasal dari minat anak itu sendiri, bukan karena dipengaruhi lingkungannya.
  5. Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827) dilahirkan di Zurich. Ia dikenal sebagai pendidik yang sangat memperhatikan pendidikan anak. Ia ingin meningkatkan pendidikan dimasyarakat dengan cara mengutamakan pendidikan bagi anak-anak. Ia menganjurkan agar pendidikan yang diberikan disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Pelajaran didasarkan pada pengalaman, dimulai dari tingkat yang mudah mengarah kepada tingkat yang lebih sulit. Selain sebagai pendidik yang memperhatikan perkembangan jiwa anak, ia dikenal pula sebagai pendidik sosial dan bapak pengajaran klasikal.
  6. Friedrich Frobel (1782-1852), ia dikenal sebagai pendidik yang menaruh perhatian pada kehidupan anak-anak. F. Frobel mendirikan taman kanak-kanak (Kinder Garten) di Blankenburg. Taman kanak-kanak adalah tempat bagi anak-anak bermain, bernyanyi, dan mengerjakan perkerjaan tangan bersama-sama. Selain untuk itu taman kanak-kanak dipandang sebagai tempat anak melatih daya cipta dengan menggunakan alat-alat permainan. Dengan bermain, dikembangkan aktivitas dan kreativitas anak.
  7. Dietrich Tiedeman (1787) adalah seorang tabib bangsa Jerman yang memperkenalkan hasil penelitiannya terhadap perkembangan anaknya sendiri. Ia dikenal sebagai salah seorang perintis yang gigih perjuangannya pada masa itu untuk mengusahakan agar kelak psikologi anak dapat diakui berdiri sejajar dengan ilmu-ilmu lainnya yang telah diakui lebih dahulu. Kemudian banyaklah ahli yang lain yang berminat mengikuti cara penelitian ini, di antaranya Wilhelm Preyer.
Dasar-dasar pemikiran tentang psikologi anak menjadi lebih kokoh lagi setelah Preyer menulis bukunya, Die Seele des Kindes, 1882. Buku tersebut menjadi bahan yang berharga untuk perkembangan psikologi anak, sehingga pada akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20 psikologi anak mengalami kemajuan yang pesat sekali. Selama tiga tahun Preyer mencatat semua perkembangan.
Pada tahun 1880 dikenal pedologi. Ia berasal dari kata-kata paedos dan logos yang masing-masing mempunyai arti “anak” dan “ilmu pengetahuan”. Jika kita tafsirkan dari arti harfiahnya, pedologi adalah ilmu tentang anak. Selain dalam bidang pendidikan, pedologi juga terdapat dalm bidang kedokteran. Psikologi anak adalah bagian dari pedologi itu karena ia mempelajari perkembangan jasmani, perkembangan rohani, pengaruh lingkungan, dan pengaruh keturunan. Pedologi dapat digunakan untuk mempelajari tentang gambaran khayal, pengamatan, dan cara-cara berfikir pada anak-anak.
Pada abad ke-20 ini sudah banyak ahli psikologi anak dari berbagai negara, khususnya dari Amerika dan Eropa; di antara mereka itu misalnya:
Dari Jerman:
-          Clara dan William Stern, bukunya Psychologie der Fruhen Kindheit, 1914, mempelajari permainan dan perkembangan bahasa anak-anak.
Dari Perancis:
-          Jean Piaget mempelajari cara berfikir dan bahasa pada anak-anak.
Dari Nederland:
-          Prof. Langeveld mengemukakan berbagai masa atau fase dalam perkembangan. Ia berpendapat bahwa masing-masing masa perkembangan itu mutlak harus dialami setiap anak dalam perkembangannya menjadi orang yang dewasa.
Dari Belgia:
-          Dr. Decroly dan Dr. Schuyten. Mereka mengemukakan tentang pentingnya memperhatikan minat anak dalam pendidikan dan pengajaran.
Dari Amerika:
- Stanley Hall mempelajari permainan anak-anak dan memperkenalkan teori nativisme (faktor-faktor yang dibawah sejak lahir). Ia juga menulis tentang adolesence pada tahun 1904.
  1. D. Kedudukan Psikologi Perkembangan
Psikologi itu objeknya adalah menyangkut masalah kejiwaan, akan tetapi status keilmuannya bukan semata-mata merupakan ilmu rohaniah seperti halnya filsafat dan teologi. Hal ini disebabkan karena menurut pandangan psikologi modern, jiwa manusia itu bukan merupakan sesuatu yang rohaniah yang terlepas dari raga manusia yang jasmaniah. Menurut pandangan modern jiwa manusia itu bersama raganya merupakan suatu kesatuan yaitu “Jiwa Raga” yang tidak dapat dipisah-pisahkan, dimana kegiatan jiwa itu tampak juga pada kegiatan raganya dan kecepatan reaksi jiwa manusia itu dapat diukur pula pada kecepatan reaksi yang tampak pada gerak-gerik tubuhnya. Oleh karena itu, psikologi merupakan Ilmu Jiwa Raga, maka berarti juga merupakan kelompok ilmu pengetahuan alam yang eksakta sama halnya dengan Biologi dan Phisiologi[5].
Jadi setelah memperhatikan kutipan diatas, telah jelas bahwa menurut hemat kami selaku pemakalah. Psikologi dipandang sebagai ilmu tentang jiwa, disamping itu juga psikologi adalah ilmu pengetahuan sosial. Karena pada hakikatnya psikologi jangkauannya bukan hanya dari segi hidup individual saja, tetapi juga menyangkut relasi dan kepentingan hidup sosialnya, mengingat hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial.
Untuk suatu kesimpulan dari kedudukan psikologi perkembangan adalah sebagai ilmu pengetahuan. Karena hal ini senada sebagaimana yang telah disampaikan oleh Dra. Nyayu Khodijah, M.Si dalam bukunya Psikologi Belajar yang berbunyi “Sebagai sebuah ilmu, psikologi berupaya mencari kebenaran ilmiah dengan menggunakan pendekatan ilmiah, yaitu pendekatan yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah yang dilakukan secara sistematis, berdasarkan pada data empiris, dan dapat diuji kebenarannya.[6]
  1. E. Hakikat dan Hukum Psikologi Perkembangan
Kalau kita berbicara mengenai hakikat manusia, hal ini tidak lepas dari penciptaannya. Karena objek kajian dari psikologi perkembangan ini adalah perkembangan dan pertumbuhan manusia. Dalam pembahasan kali ini, kami mencoba mengkaitkannya dengan firman Allah S.w.t. dalam surat Al-Mukminun ayat 12-16, sebagai berikut:
ô‰s)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7’s#»n=ß™ `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR ’Îû 9‘#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜ‘Z9$# Zps)n=tæ $uZø)n=y‚sù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=y‚sù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù’t±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u‘$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ §NèO /ä3¯RÎ) y‰÷èt/ y7Ï9ºsŒ tbqçFÍh‹yJs9 ÇÊÎÈ ¢OèO ö/ä3¯RÎ) tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# šcqèWyèö7è? ÇÊÏÈ
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.  Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).  Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (Qs. Al-Mukminun: 12-16)
Didalam ayat diatas adalah merupakan hakikat penciptaan manusia, mulai prenatal sampai dibangkitkan kembali dari kubur. Allah S.w.t. menggambarkannya secara lugas dan ringkas. Dari ayat inilah akan lahirnya teori-teori psikologi, seperti “aliran nativisme, berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawah sejak lahir. Aliran empirisme, berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Dan aliran konvergensi, yang memaduhkan antara kedua aliran nativisme dan empirisme”[7].
Namun didalam kutipan lain berpendapat bahwa hakikat manusia, yaitu sebagai makhluk hidup yang; psikofisis, maksudnya manusia adalah makhluk yang hidup dalam dua kesatuan, yaitu secara jasmaniah dan rohaniah. Sosioindividuil, maksudnya manusia adalah makhluk yang hidup dalam dua kesatuan, yaitu sosial dan individu. Dan Culturilrelegius, yang berarti manusia adalah makhluk yang hidup dalam dua kesatuan, yaitu dicipta (oleh Sang Pencipta) dan mencipta (kebudayaan)[8].
Dari pernyataan diatas, kalau kita perhatikan sifat-sifat tersebut tampak bahwa masing-masing selalu berpasang-pasangan yang kelihatannya bertentangan satu sama lainnya, akan tetapi saling melengkapi, seperti halnya pria dan wanita. Hal semacam inilah yang disebut Drs. Agus Sujanto sebagai manusia adalah makhluk monodualis, yaitu semua sifat dan aspek berkembang seluruhnya secara stimulan/stimulasi (metode pelatihan dengan peragaan tiruan[9]) selama mendapat kesempatan dan sejauh masih memungkinkan, menurut irama variasi dan isinya sendiri-sendiri[10].
Sekarang bagaimana dengan hukum perkembangan? Kalau kita berbicara tentang perkembangan, pada bagian pendahuluan telah kami singgung sendikit. Bahwa perkembangan merupakan perubahan yang terus-menerus dialami, tetapi ia tetap menjadi satu kesatuan. Perkembangan berlangsung dengan perlahan-lahan melalui masa demi masa. Menurut hasil penelitian para ahli ternyata bahwa perkembangan jasmani dan rohani berlangsung menurut hukum-hukum perkembangan tertentu. Hukum-hukum perkembangan itu terdiri dari[11]:
  1. Hukum Konvergensi (kombinasi antara nativisme dan empirisme)
  2. Hukum Tempo Perkembangan
Hukum tempo perkembangan ini adalah adanya ketidaksamaan, ketidakstabilan, dan pertumbuhan seorang anak dengan anak yang lain.
  1. Hukum Masa Peka
Masa peka diperkenalkan dalam dunia pendidikan oleh Dr. Maria Montessori. Menurut Montessori (pendidik wanita bangsa Italia), masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Usia 3 sampai 5 tahun adalah masa yang baik sekali untuk mempelajari bahasa ibu dan bahasa daerahnya.
  1. Hukum Rekapitulasi
Hackel, seorang ahli biologi, memperkenalkan hukum biogenetis. Dalam hukumitu dikatakan “Ontogenese” adalah rekapitulasi dari phylogenese. Ontogenese adalah perkembangan individual. Phylogenese adalah kehidupan nenek moyang suatu bangsa. Rekapitulasi berasal dari kata rekap. Hukum biogenetis yang berasal dari Hackel itu oleh Stanly Hall dinamakan teori Rekapitulasi. Teori ini mengatakan bahwa perkembangan yang dialami seorang anak merupakan ulangan (secara cepat) sejarah khidupan suatu bangsa yang berlangsung dengan lambat selama berabad-abad.
Jika pengertian rekapitulasi ini dialihkan ke psikologi perkembangan, dapat dikatakan bahwa perkembangan jiwa anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat manusia. Selanjutnya hukum rekapitulasi ini membagi masa seorang anak itu mejadi 4 masa, yaitu:
  • Masa memburu dan menyamun
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun. Tanda-tandanya, misalnya anak senang menangkap-nangkap dalam permainannya, memanah dan menembaki binatang. Dan tanda-tanda yang lainya adalah misalnya, senang bermain kejar-kejaran, perang-perangan, dan bermain panah-panahan.
  • Masa menggembala
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10 tahun. Tanda-tandanya misalnya, anak senang memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci, dan sebagainya.
  • Masa bercocok tanam
Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 12 tahun. Tanda-tandanya misalnya, senang berkebun dan menyiram kembang.
  • Masa berdagang
Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 14 tahun. Tanda-tandanya misalnya, senang bertukar-tukaran perangko dengan teman, berkirim-kiriman foto dengan sesama sahabat pena, dan lain sebagainya.
  1. Hukum Bertahan dan Mengembangkan Diri
Dorongan mempertahankan diri terwujud, misalnya pada dorongan makan dan menjaga keselamatan diri sendiri. Anak menyatakan perasaan lapar, haus, dan sakit dalam bentuk menangis. Ia mempertahankan dirinya dengan cara menangis. Jika ibu-ibu mendengar anaknya menangis, tangisannya itu dianggap sebagai dorongan mempertahankan diri.
Sedangkan untuk dorongan mengembangkan diri ini berbentuk hasrat mengenal lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan bermain, dan sebagainya. Kalau dikalangan remaja timbul rasa persaingan dan perasaan belum puas terhadap apa yang telah dicapai. Hal ini dapat dianggap sebagai dorongan mengembangkan diri.
  1. Hukum Irama (ritme) Perkembangan
Perkembangan berlangsung sesuai dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk perkembangan setiap orang, baik perkembangan jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urut-urutan yang teratur, melainkan merupakan gelombang-gelombang besar dan kecil yang silih berganti.
  1. F. Urgensi Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan sangat penting, artinya bagi seorang guru dan calon guru, juga para pendidik (orang tua). Berikut ini akan dikemukakan kegunaannya sebagai berikut:
Urgensi mempelajari Psikologi Perkembangan, antara lain[12]:
  1. 1. Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia.
Ini penting karena untuk mengetahui kehidupan jiwa manusia terlebih dahulu orang harus mengetahui tingkah lakunya.
  1. 2. Untuk memahami diri kita sendiri.
Dengan mempelajari psikologi sedikit banyaknya orang akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik dari segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya. Pengetahuan diri sendiri ini sangat penting sebab orang yang tidak tahu dirinya sendiri tidak akan dapat menyesuaikan dirinya dengan baik kepada orang lain dan kepada dirinya sendiri.
  1. 3. Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu, maka orang dapat menilai dirinya sendiri.
Evaluasi terhadap diri sendiri ini perlu agar dapat diketahui apakah diri kita ini termasuk wajar atau tidak. Kalau ternyata tidak wajar, maka dapat diselidiki faktor-faktor apa saja penyebabnya. Dan apabila sudah diketahui sebab-sebabnya, maka dapat diusahakan segera untuk diperbaiki agar dapat normal kembali.
  1. 4. Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.
Dan pemahaman akan diri sendiri dan orang lain akan memungkinkan kita dapat meramalkan tingkah laku orang. Jadi, pengetahuan psikologi yang kita miliki dapat menimbulkan sikap kritis terhadap tindakan yang akan kita lakukan, agar tidak terjadi gejolak psikis/akibat yang tidak menguntungkan, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.
  1. 5. Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai atau memeriksa tingkat tingkah laku normal.
Sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri.
  1. G. Kesimpulan
Untuk memudahkan dari pemahaman tentang isi makalah kami, dengan ini kami akan tampilkan sekilas rangkumannya yang kami buat dengan secara sistematis, lugas, dan ringkas. Berikut rangkumannya:
  1. Psikologi Perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kegiatan/tingkah laku individu manusia dalam perkembangannya beserta latar belakang yang mempengaruhinya.
  2. Objek psikologi khusus yaitu tingkah laku yang khusus itu biasanya terjadi pada orang-orang yang mempunyai kondisi atau berada pada suatu situasi tertentu.
  3. Para tokoh Psikologi Perkembangan, sebelum abad ke-20, yaitu:
  • Plato
  • Aristoteles
  • J.A. Comenius
  • Jean Jacques Rousseau
  • Johan Heinrich Pestalozzi
  • Friedrich Frobel
  • Dietrich Tiedeman
  1. Para tokoh Psikologi Perkembangan pada abad ke-20, yaitu:
  • Clara dan William Stern
  • Jean Piaget
  • Prof. Langeveld
  • Stanley Hall
  • Dr. Decroly dan Dr. Schuyten
  1. Hukum-hukum perkembangan itu terdiri dari:
  • Hukum Konvergensi (kombinasi antara nativisme dan empirisme)
  • Hukum Tempo Perkembangan
  • Hukum Masa Peka
  • Hukum Rekapitulasi
  • Hukum Bertahan dan Mengembangkan Diri
  • Hukum Irama (ritme) Perkembangan
6. Urgensi mempelajari Psikologi Perkembangan, antara lain:
  • Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia.
  • Untuk memahami diri kita sendiri.
  • Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu, maka orang dapat menilai dirinya sendiri.
  • Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.
  • Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai atau memeriksa tingkat tingkah laku normal.

[1] Nyayu Khodijah, Psikologi Belajar, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2006), cet.I, hlm. 10.
[2] Zulkifli L., Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet.VIII, hlm. 4.
[3] M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2001), cet. III, hlm. 133.
[4] Zulkifli L, op. Cit., hlm. 1-3.
[5] Sabri, op. Cit., hlm. 2.
[6] Khodijah, op. Cit., hlm. 4.
[7] M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), cet. VIII, hlm. 14-15.
[8] Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), cet. VII, hlm. 234.
[9] Daryanto S.S., Kamus Bahasa Indonesia Modern, (Surabaya: Apollo, 1994), hlm. 190.
[10]Sujanto, loc. Cit.
[11] Zulkifli, op. Cit., hlm. 13-17.
[12] Sabri, op. Cit., hlm. 134.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar