Senin, 02 April 2012

Validititas


BAB I

PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang


Perlu dibedakan antara Hasil Penelitian yang valid dan reliable dengan istrumen yang valid dan reliable. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kalau dalam objek berwarna merah sedangkan data yang terkumpul memberikan data berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Selanjutnya hasil penelitian yang reliable, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemaren berwarna merah maka sekarang dan besok tetap berwarna merah.
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable. Jadi istrumen yang valid dan reliable merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang vali dan reliable.  Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang teruji validitasnya dan reabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel . Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi objek yang diteliti, peneliti harus mampu mengendalikan objek yang di teliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti.
Instrumen yang baik adalah (yang berupa test maupun non test) harus valid dan reliabel. instrumen  yang valid harus mempunyai validitas iternal dan eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional. Bila kriteria yang ada dalam instumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang di ukur jadi kriterianya ada di dalam instrumen itu.

B. Rumusan Masalah 

Agar makalah ini dapat mudah dipahami dan dimengerti maka kami batasi pembahasan makalah ini dalam beberapa masalah diantaranya:
1.  Bagaimana pengujian validitas instrumen ?
2.  Bagaimana pengujian reabilitas instrumen?  




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengujian Validitas Instrumen

Validitas (Validity, kesahihan) berkaitan dengan permasalahan “apakah instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur secara tepat suatu yang akan diukur tersebut”. Secara singkat dapat dikatakan bahwa vaIiditas alat penelitian mempersoalkan apakah alat itu dapat mengukur apa yang akan diukur. Misalnva, jika alat itu dimaksudkan untuk mengukur pengetahuan struktur bahasa Inggris memang secara tepat dapat untuk mengukur kemampuan itu. bukan pengetahuan yang lain, misalnya kosa kata atau aspek bahasa yang lain. Jika alat itu dimaksudkan untuk menanyakan masalah sikap, nilai-nilai, dan kecendrungan-kecenderungan yang terdapat di dalam subjek penelitian, alat itu memang mampu untuk menyadap tujuan itu, bukan aspek-aspek yang lain yang menyebabkan bias.
Ada sejumlah cara untuk mempertimbangkan kadar validitas sebuah instrumen yang seara garis besar dapat dibedakan kedalam dua kategori. Kategori pertama adalah validitas yang pertimbangannya lewat analisis rasional, sedang kategori kedua berdasarkan analisis data empirik Jenis validitas yang termasuk dalam kategori pertama adalah validitas isi dan validitas konstruk, sedang jenis validitas yang tergolong kategori kedua misalnya adalah validitas sejalan dan validitas ramalan.
1.  Validitas isi (Content Validity)
Validitas isi (content validity) adalah validitas yang mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi bahan. yang diajarkan atau deskripsi masalah yang akan diteliti. Untuk mengetahui kesesuaian kedua hal itu, penyusunan instrumen haruslah mendasarkan diri pada kisi-kisi yang sengaja disiapkan untuk tujuan itu. Pada kisi-kisi itu paling tidak harus terdapat aspek tujuan (umum), bahan/deskripsi bahan, indikator; dan jumlah pertanyaan per indikator. Satu tujuan (umum) dapat terdiri dari sejumlah indikator. Sebelum kisi-kisi dijadikan pedoman penyusunan butir-butir soal instrumen penelitian, terlebih dahulu harus telah ditelaah dan dinyatakan baik. Setelah butir-butir pertanyaan disusun, mereka juga  harus ditelaah dengan mempergunakan kriteria tertentu di samping disesuaikan dengan kisi-kisi. Penelaah harus dilakukan oleh orang yang berkompeten di bidang yang bersangkutan. atau yang dikenal dengan istilah penilaian oleh ahlinva (expert judgedment).
2.  Validitas Konstruk (Construk Validity)
Validitas konstruk (construct validity). Dipihak lain mempertanyakan apakah butir-butir pertanyaan dalam instrumen itu telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan. Misalnya, jika penelitian bertujuan ingin mengungkap sikap. pandangan. dan kecen­derungan-kecenderungan kelompok masyarakat tertentu terhadap kehidupan politik di Indonesia, butir-butir pertanyaan yang diajukan adalah instrumen penelitian, misalnya yang berupa daftar angket, harus sesuai dengan teori tentang sikap, pandangan. dan kecenderungan-­kecenderungan masyarakat terhadap suatu masalah. Dengan demikian, butir-butir pertanyaan itu dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan pada bidangnya. Untuk itu, sebagaimana halnya dalam validitas isi, butir-butir pertanyaan juga perlu ditelaah oleh orang yang ahli di bidang yang bersangkutan. Dengan kata lain, uji validitas konstruk dilakukan dengan cara expert judgement.

3.  Validitas Sejalan (Concuren Validity)
Jenis validitas kedua yang bersifat empirik memerlukan data­data di lapangan dari hasil uji coba yang berwujud data kuantitatif. Jadi, untuk keperluan analisis validitas itu diperlukan jasa statistik. Validitas sejalan (concuren validity) mempertanyakan apakah kemampuan dan atau karakteristik subjek penelitian dalam suatu bidang sesuai dengan kemampuan dan atau karaktristiknya terhadap bidang-bidang lain yang sejenis. Misalnya, kemampuan apresiasi sastra sejalan dengan kemampuan membaca karena keduanya membutuhkan persyaratan kemampuan membaca. Untuk itu, perlu dilakukan dua kali pengukuran dalam dua bidang yang sejenis tersebut kepada subjek penelitian yang sama. Hasilnya dianalisis dengan teknik korelasi product moment.

4.  Validitas Ramalan (Predictive Validity)
Validitas ramalan (predictive validity), di pihak lain, mempertanyakan apakah penampilan dan atau unjuk kerja subjek penelitian yang sekarang dapat dipergunakan untuk meramalkan penampilan dan atau unjuk kerja di waktu mendatang setelah mereka menempuh pendidikan selama waktu tertentu. Misalnya, apakah hasil tes masuk UMPTN dapat dipergunakan untuk meramalkan tingkat keberhasilan calon setelah mereka menjadi mahasiswa. Hal itu dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor masuk UMPTN dengan IP setelah mahasiswa berkuliah selama satu tahun. Jika hasilnya berkorelasi secara positif dan signifikan, alat tes UMPTN itu dapat dinyatakan valid.
Namun, bagaimana analisis rasional dalam uji validitas jauh lebih penting daripada analisis empirik. Setiap instrumen penelitian haruslah memenuhi persyaratan validitas isi dan konstruk, tetapi tidak ada tuntutan keharusan untuk memenuhi validitas empirik namun jika bermaksud melengkapinya dengan salah satu jenis validitas empirik tersebut tentu hal itu baik-baik saja. Oleh Karena itu, fokus perhatian uji validitas adalah pada analisis kuantitatif yang mempergunakan jasa statistik.
5.  Pengujian Reabilitas Instrumen
Rabilitas (reability, ketepercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu–ke waktu. Jadi kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu instrumen pengukur adalah konsistensi, keajegan, atau berubah-ubah. Misalnya alat ukur yang berupa alat penimbang dengan satuan berat gr (gram), Ons, dan kg (kilogram) dapat dipergunakan secara konsisten untuk mengukur satuan berat sesuatu oleh siapa pun dan kapan pun. Jadi alat ukur tersebut dapat dinyatakan sebagai pengukur yang reliable. Sebaliknya, jika untuk mengukur satuan berat dengan hanya dijinjing dengan tangan, misalnya dengan membandingkan antara jinjingan pertama, kedua, dan seterusnya, hasil satuan berat yang diperoleh tidak dapat dipertanggung jawabkan karena jinjingan itu sendiri tidak dapat dirasakan secara konsisten dan selisih berat yang diperoleh tidak dapat dirasakan secara konsisten dan selisih berat yang relatif kecil. Jadi, alat pengukuran berat suatu benda yang diperoleh dengan cara menjinjing tidak dapat reliable. Data-data hasil penelitian yang akan diolah dengan suatu teknik statistik yang diperoleh lewat pengukuran, instrumen pengukuran yang dipergunakan harus memenuhi syarat realibitas.
Pengujian realibitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test- retest (Stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal realibilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dapat diuji dengan teknik tertentu.
1.  Test- Retest
Intrumen penelitian yang reabilitasnya diuji dengan test-rites dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi, dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, dan waktunya yang berbeda. Reabilitas di ukur koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah diyatakan reliable. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.

2.  Equivalensi
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama sebagai contoh (untuk butir saja); beberapa tahun pengalaman kerja anda dilembaga ini? Pertanyaan tersebut dapat ekuivalen dengan pertanyaan berikut: Tahun berapa anda mulai bekerja di lembaga ini?
Pengujian reliabilitas instrumen dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrumen berbeda. Reliabilitas instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan equivalen.
Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan reliable.
3.  Gabungan
Pengujian reliabilitas itu dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang equivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama. Jadi cara ini merupakan gabungan pertama dan kedua. Reliabilitas instrumen dilakukan, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
 









Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, akan dapat dianalisis enam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut reliable.
4.  Internal Consistenc
Pengujian Reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan Instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas Instrumen. Pengujian reliabilitas Instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua Spearman Brown (Split half), KR.20, KR 21 dan Anova Hoyt.
a.   Rumus Spearman Brown
ri =

 
 




Dimana :
r= reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = Korelasi Product moment antara belahan pertama kedua
b.  Rumus KR. 20 (Kuder Richarson) 
ri =  
 
  


Dimana :
K       = Jumlah item dalam instrumen
      = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
      = 1-
S2i          = Varians total

c.   Rumus KR 21

ri =  
 
 






Dimana :
K       = Jumlah item dalam instrumen
M       = mean skor fotal
S2i          = Varians total
        
d.  Analisis Varians hoyt
dimana :
MKs       = mean kuadrat antara subyek
MKe       = mean kuadrat kesalahan
R1         = reliabilitas instrumen
Jika suatu data tabel akan diuji reliabilitasnya dengan rumus Anova Hoyt, diperlukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :
1)   Menghitung jumlah kuadrat total    (JKt) = SXt=- 
2)   Menghitung jumlah kuadrat item     (JKi) =  
3)   Menghitung jumlah kuadrat subyek    (JKs) =  
4)   Menghitung jumlah kuadrat interaksi (item x subyek) :
JKint = JKt- JKi- JKs                        

Kemudian jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dimasukkan ke dalam table Analisis Varians sebagai berikut :

TABEL ANALISA VARIANS HOYT

Sumber Variasi
JK
db
MK
r1
Antara item (I)
JKi
k – 1
Mki
Antara subyek (S)
JKs
n – 1
Mks
Interaksi (I x S)
JKint
(k-1) (n-1)
Mke
Total
JKt
(n – k – t)

e.   Alfa Cronbach
Pengujian reliabilitas dengan teknik Alfa Cronbach dilakukan untuk jenis data interval/essay.
Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach :
Dimana :
k      = mean kuadrat antara subyek
S S12 = mean kuadrat kesalahan
St2        = varians total
Rumus untuk varians total dan varians item :
St2        =
Si2        =
Dimana :
JKi    = jumlah kuadrat seluruh skor item
JKs   = jumlah kuadrat subyek

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ø  Validitas berkaitan dengan permasalahan “apakah instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur secara tepat sesuatu  yang akan diukur tersebut”. Secara singkat dapat dikatakan bahwa validitas alat penelitian mempersoalkan apakah alat itu dapat mengukur apa yang akan diukur. Untuk menguji kevalidan suatu instrumen dapat dipertimbangkan dengan beberapa cara diantaranya : validitas isi, validitas konstruk, validitas sejalan dan validitas ramalan.
Ø  Reliabilitas menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Jadi, kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu instrumen pengukur adalah konsistensi dan tidak berubah-ubah. Data-data hasil penelitian yang akan diolah dengan suatu teknik statistik yang akan diperoleh lewat pengukuran, instrumen pengukuran yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat reabilitas. Pengujian reabilitas instrumen dapat dilakukan dengan = test-retest, equivalent, gabungan dan internal consistensi.


DAFTAR PUSTAKA

M.A. Hadi Sutrisno, 1981, Statistik, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan, Marzuki, 2002, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University
Sugiyono, 2003, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar